Cendrawasih merah (Paradisaea rubra) kini dapat di tangkarkan untuk pertama kalinya di Taman Hutan Burung dan Reptil Bali. Sebuah fasilitas penangkaran di Gianyar, Bali, berhasil membiakkan salah satu burung endemik Papua yang langka. Taman Hutan Burung dan Reptil Bali sangat peduli untuk menjaga lingkungan, terutama burung liar yang menakjubkan ini untuk ternak Burung Cendrawasih di Bali.
Di butuhkan banyak waktu, ketekunan, dan penelitian untuk berhasil membiakkan burung cendrawasih berambut merah ini. Penempatan cincin pengenal pada kaki anak burung yang lahir. menandai pencapaian tersebut. Anak burung yang tidak di sebutkan namanya, yang jenis kelaminnya belum di ketahui, berulang kali membuka mulutnya sebagai tanggapan atas pemberian cincin pengenal.
Setelah itu, anak burung di bawa kembali ke gedung pembibitan dan karantina dan di tempatkan kembali ke wadah masing-masing. Para pengunjung mengaku sangat senang menyaksikan cincin yang di pasang di kaki kanan anak cendrawasih yang sangat langka ini.

Kesuksesan Ternak Burung Cendrawasih Di Taman Hutan Burung dan Reptil Bali
Ternak burung Cendrawasih penting karena masih sangat langka. Berbagai jenis burung cendrawasih di ketahui sangat peka terhadap kehadiran unsur asing karena kebiasaan, induk burung tetap berada di kandangnya yang sangat besar.
Anak burung harus menjadi pengasuh, meskipun kita memberi mereka makan dengan hati-hati. Namun, mereka bisa melakukan mogok makan. Seorang staf di taman burung mengatakan bahwa telur yang satu ini bahkan bisa di keluarkan dari sarangnya. Baca juga Burung Cendrawasih hidup bebas dan langka.
Jalak Bali endemik atau curik Bali (Leucopsar rothschildii) yang menjadi kebanggaan Bali juga bisa berhasil di ternakkan di sana. Saat ini, ada tiga anak Cendrawasih berumur tiga bulan di gedung penangkaran. Artinya, ternak burung Cendrawasih merah bukanlah satu-satunya burung yang bisa di ternakkan di sana.
Mirip dengan macaw (Ara arauna), anak burung ini berumur beberapa minggu dan berasal dari pedalaman hutan Amazon di Amerika Selatan. Sejak di dirikan 12 tahun lalu, Taman Reptil Burung dan Rimba Bali telah mendokumentasikan 1.125 burung, termasuk 225 spesies dan subspesies dari berbagai negara.
Beberapa burung merak Pavo munticus juga semakin mendekati pengunjung setiap saat. Burung beo macaw akan menyambut pengunjung ke cabang taman burung yang indah sambil berceloteh dengan tangan terbuka. Ternak burung Cendrawasih merah ini merupakan kesuksesan untuk Bali.
Jangan lewatkan berbagai jenis burung beo jinak yang dapat di sentuh pengunjung. Pelikan dan flamingo, dua burung migran, sering menemani pengunjung ke kolam besar di dalamnya. Selain itu, pengunjung dapat melihat burung-burung yang di pelihara dalam sangkar raksasa khusus untuk masing-masing wilayah, seperti wilayah Nusa Tenggara, wilayah Afrika, dan wilayah Amerika.
Tidak ada salahnya untuk mencoba mengembangbiakan binatang langka dan binatang yang memiliki keindahan untuk memperbanyak keturunanya. Pemerintah sedang menggiatkannya agar binatang langka ini tidak punah. Demikianlah informasi kesuksesan ternak burung Cendrawasih di Taman Hutan Burung dan Reptil Bali .
0 Comments