Amal baik merupakan bekal yang wajib dibawa oleh setiap orang di akhirat. Karena amal baik inilah yang akan menolong kita di akhirat kelak.
Amal baik haruslah dilakukan dengan ikhlas, sebab, ada sebuah sifat yang bisa menyebabkan amal baik yang kita lakukan hilang.
Ibnul Mubaarok rahimahullah berkata, “Aku tidak mengetahui pada orang-orang yang sholat perkara yang lebih buruk daripada ujub” [Diriwayatkan oleh Al-Baihaqi dalam Sy’abul Iman no 8260].
Syaikh Ibnu Al Utsaimin menjelaskan bahwa ujub itu dapat membatalkan amal. Beliau mengatakan,
“kelompok yang kedua, yaitu orang-orang yang tidak memiliki tahqiq (kesungguhan) dalam pokok iman kepada takdir. Mereka melakukan ibadah sekadar yang mereka lakukan. Namun mereka kita sungguh-sungguh dalam ber-isti’anah kepada Allah dan tidak bersabar dalam menjalankan hukum-hukum Allah yang kauni maupun syar’i. Sehingga dalam beramal mereka pun malas dan lemah, yang terkadang membuat mereka terhalang dari beramal dan menghalangi kesempurnaan amal mereka. Dan membuat mereka ujub dan sombong setelah beramal yang terkadang bisa menjadi sebab amalan mereka hangus dan terhapus” [Majmu’ Fatawa war Rasail, 4/250].
Perkataan beliau selaras dengan sabda Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam,
“Tiga perkara yang membinasakan, rasa pelit yang ditaati, hawa nafsu yang diikui dan ujubnya seseorang terhadap dirinya sendiri” [HR at-Thobroni dalam Al-Awshoth no 5452 dan dishahihkan oleh Syaikh Al-Albani dalam As-Shahihah no 1802].
Demikian pula sabda beliau,
“Jika kalian tidak berdosa maka aku takut kalian ditimpa dengan perkara yang lebih besar darinya (yaitu) ujub! ujub!” [HR Al-Baihaqi dalam Syu’abul Iman no 6868, hadits ini dinyatakan oleh Al-Munaawi bahwasanya isnadnya jayyid (baik) dalam at-Taisiir, dan dihasankan oleh Syaikh Al-Albani dalam Shahih Al-Jaami’ no 530].
Jika kita merasa ujub, sebagaimana ditanyakan kepada Aisyah radliyallahu anha siapakah orang yang terkena ujub, beliau menjawab, “Bila ia memandang bahwa ia telah menjadi orang yang baik” [Syarah Jami As Shoghier].
Lalu jika sifat ujub ini disertai dengan menganggap remeh orang lain, maka jadilah sebuah kesombongan. Bukankah Allah Azza Wajalla mengusir Iblis karena sifat sombong? Semoga kita semua dijauhkan dari sifat-sifat yang dibenci Allah dan dapat menghapus amal baik yang sudah kita lakukan.
0 Comments