Konflik di Suriah belum berakhir, konflik yang terjadi antara pihak yang pro pemerintah yang bekerja sama dengan Iran dan Rusia melawan para militan itu menyisakan luka yang amat mendalam bagi dunia.
Aleppo yang menjadi salah satu kota terbesar di Suriah ini juga tak luput dari serangan kedua belah pihak yang tengah berperang. Akibatnya, tak terhitung orang-orang yang menjadi korban dan tewas akibat peperangan ini.

Ditengah mencekamnya kota Aleppo yang tengah menjadi arena pertempuran itu, ada banyak anak-anak tak berdosa yang berada di sana dan harus berjuang mempertahankan hidup mereka di tengah mengerikannya peperangan.
Mungkin saja anak-anak Aleppo sudah terbiasa dengan keadaan ini. Suara-suara bom, pesawat tempur dan desingan peluru mungkin sudah akrab dengan telinga mereka.
Dalam foto-foto yang dilansir dari BBC ini mungkin bisa menjadi salah satu bukti betapa memilukannya kehidupan anak-anak di Suriah, terutama di Aleppo.
![]() |
Foto oleh EPA |
![]() |
Foto oleh REUTERS |
![]() |
Foto oleh REUTERS |
![]() |
Foto oleh REUTERS |
![]() |
Foto oleh AFP |
![]() |
Foto oleh AFP |
![]() |
Foto oleh AFP |
![]() |
Foto oleh REUTERS |
![]() |
Foto oleh AFP |
Aleppo kini dilaporkan telah dikuasai oleh pihak pro pemerintah. Namun dalam pertempuran ketika perebutan wilayah itu dilaporkan telah menewaskan puluhan warga sipil tak berdosa.
Mereka dibantai di dalam rumah seperti yang dilansir dari Aljazeera berdasarkan sumber dari PBB. Mereka dihabisi begitu saja tanpa sebab agar Aleppo bisa dikuasai dengan mutlak.
Setelah Rusia dan pasukan pro pemerintah berhasil mengambil alih Aleppo dari para militan, warga diminta untuk pergi dari Aleppo agar wilayah itu bisa disterilkan.
Fakta menunjukkan bahwa sebanyak 82 warga sipil termasuk 13 anak-anak dan 11 wanita tewas di tempat. Menurut PBB dan Amerika Serikat, Pemerintah Suriah dan sekutunya, Rusia dan Iran, merupakan pihak yang bertanggung jawab atas kekejaman yang terjadi di Aleppo.
Namun, Rusia membantah tudingan itu dengan mengatakan bahwa aksi militer sudah berhenti disana. Kini hanya ada puing-puing bangunan yang rusak akibat perang yang mengerikan itu.
Jurnalis BBC, Jeremy Bowen, mengatakan akan ada perang dalam bentuk berbeda, yakni lebih banyak serangan ‘hit and run’ dan pemberontakan.
0 Comments